Senin, 08 Agustus 2016

1.Apa itu teater
     Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre, kata teater sendiri berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton"). Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

2.Ciri-ciri teater tradisional 
Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari. 
Pementasan di panggung terbuka, lapangan maupun halaman rumah. Pementasannya sederhana dan apa adanya. 
Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian Ceritanya berdasarkan dongeng dan sudah turun temurun
Unsur lawakan selalu muncul 
Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.
Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .
Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan dan berdialog langsung dengan pemain.
Mempergunakan bahasa daerah. 
Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).

3.Jenis jenis teter tradisional terdapat di indonesia
1. LenongLenong merupakan teater tradisional Betawi. Ada dua bentukLenong; Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan LenongDenes (yang lakonnya tentang raja-raja dan pangeran), sekarangsudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya.Pertunjukan lenong Preman (yang lakonnya tentang rakyat jelata),seperti yang kita kenal sekarang, pada mulanya, dimainkansemalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutankeadaan, maka terjadi perubahan-perubahan. Bersamaan dengandiresmikannya Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki,lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung,oleh SM. Ardan, dibawa ke Taman Ismail Marzuki, tapi waktupertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengahjam saja.Teater tradisional Betawi yang lain; Topeng Betawi, TopengBlantek dan Jipeng (Jinong).•  Lenong menggunakan musik Gambang Kromong•  Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar•  Topeng Blantek menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang•  Jipeng atau Jinong menggunakan musik TanjidorBahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkansejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.

2. LongserSalah satu teater tradisional di Jawa Barat disebut Longser.Ada yang berpendapat, bahwa kata Longser berasal dari kataMelong (melihat) dan seredet (tergugah). Diartikan bahwa siapayang melihat (menonton) pertunjukan hatinya akan tergugah.Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain,tontonan Longser juga bersifat hiburan. Sederhana, jenaka danmenghibur.Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karenatanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannyadengan duduk melingkar.

3. KetoprakTeater Tradisional yang paling populeh di Jawa Tengah adalahKetoprak. Pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesungdi bulan Purnama, yang disebut gejogan. Pada perkembangannyamenjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap.Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengandimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian danlakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, makalengkaplah Ketoprak sebagaimana yang kita kenal sekarang, yangpertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909.

4. LudrukLudruk merupakan teater tradisional Jawa Timuryang bersifat kerakyatan. Asal-muasalnya dari Jombang.Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Padaperkembangannya, Ludruk menyebar ke daerah-daerah disebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri hingga ke JawaTengah. Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkanoleh laki-laki.

Cerita yang dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupanrakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuanganmelawan penindasan. Unsur parikan di dalam Ludrukpengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkanoleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang, yang membuatCak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang. Begini bunyiparikan itu:“Pagupon omahe doromelok Nipon tambah soro”Yang artinya, kira-kira begini: (Pagupon rumahnya burungdara Ikut Nipon (Jepang) tambah sengsara).5. Arja
di Bali cukup banyak bentuk teater tradisional. Di antarayang banyak itu, salah satunya adalah Arja. Arja juga merupakanteater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan padanontonan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonanArja dimainkan oleh laki-laki, tapi pada perkembangannya lebihbanyak pemain wanita, karena penekanannya pada tari.Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu; yangbertolak dari cerita Gambuh. Namun pada perkembangannyadimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh-tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong)pelayan wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari,mantri dan lain sebagainya.

6. Kemidi Rudat
kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu.Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan.Bahkan lakon-lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lamadan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.7. Kondobuleng
Kondobuleng merupakan teater tradisional yang berasal darisuku Bugis, Makassar. Kondobuleng berasal dari kata kondo (bangau)dan buleng (putih). Kondobuleng berarti bangau putih. TontonanKondobuleng ini mempunyai makna simbolis. Sebagaimana teatertradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan secaraspontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau.Dan dimainkan dengan gaya lelucon, banyolan yang dipadukandengan gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini adalah tidakadanya batas antara karakter dengan properti yang berlangsungpada adegan tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang samamereka adalah perahu yang sedang mengarungi samudera. Tapipada saat itu pula mereka adalah juga penumpangnya.
8. DulmulukDulmuluk adalah teater tradisional yang berasal dari Palembang,Sumatera Selatan. Nama dulmuluk diambil dari nama tokoh ceritayang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater tradisionalDulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyidan drama sebagai bentuk ungkapannya, dan musik merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain jugamenyanyikan dialog-dialognya.Humor dan banyolan sangat dominan dalam tontonanDulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.

9. RandaiTeater Tradisional Randai yang berasal dari Minangkabau,Sumatera Barat ini bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba(yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantundidendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana.Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak-gerak silat ini disebutgelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalahcerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang cukup populardi tengah masyarakat.Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyiantari, drama dan seni bela-diri silat. Umumnya dipertontonkandalam rangka upacara adat atau festival.

10.MakyongTeater tradisional makyong berasal dari pulau Mantang, salahsatu pulau di daerah Riau. Pada mulanya tontonan makyongberupa tarian dan nyanyian, tapi pada perkembangannya kemudiandimainkan cerita-cerita rakyat, legenda-legenda dan cerita-ceritakerajaan. Makyong juga digemari oleh para bangsawan dan parasultan, sehingga sering dipertontonkan di istana-istana.Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpinoleh seorang panjak (pawang) agar semua yang terlibat dalampersembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi danmusik mendominasi tontonan.Tidak seperti tontonan teater tradisional yang lain, dimanaumumnya dimainkan oleh laki-laki, pada tontonan Makyong yangmendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki-laki muncul,mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanita tidakmemakai topeng.Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan berupadongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat.

11.MamandaTeater Tradisional Mamanda berasal dari Banjarmasin,Kalimantan Selatan. Tahun 1897, datanglah rombongan BangsawanMalaka ke Banjar Masin, yang ceritanya bersumber dari syair AbdoelMoeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah mengenal wayang,topeng, joget, Hadrah, Rudat, Japin, tapi rombongan Bangsawanini mendapat tempat tersendiri di masyarakat.Pada perkembangannya nama Bangsawan merubah menjadiBadamuluk. Dan berkembang lagi menjadi Bamanda atau mamanda.Kata Mamanda berasal dari kata “mama” berarti paman ataupakcik dan “nda” berarti “yang terhormat”. Mamanda berarti“Paman yang terhormat”. Struktur dan perwatakan pada tontonanMamanda sampai sekarang tidak berubah. Yang berubah hanyalahtata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.

12.Marthafons

"Teater Marthafons memiliki cerita menarik tentang kisah asmara sepasang kekasih yang berbeda ras dan bangsa, cerita ini dipentaskan dengan  Properti yang akan digunakan untuk pementasan, seperti rumah paparisa yang dibuat dari gaba-gaba (rumah masyarakat tradisional Maluku yang dibuat dari pelepah sagu), perahu, alat jaring ikan, nyiru untuk menjemur sagu, dan lain-lainnya kami bawa dari Ambon," .Teater Marthafons ini di pentaskan oleh sedikitnya 13 orang pemain dengan iringan irama instrumental tradisional Maluku dari instrumen tifa dan keyboard.